Suatu
ketika Rasulullah SAW masuk ke dalam masjid. Disana Beliau dapatkan seseorang
tengah melakukan ibadah shalat. Sementara itu, tidak jauh dari tempat orang itu
melakukan shalat ada seseorang yang tengah tidur dengan pulas. Dengan izin
Allah Rasulullah SAW juga melihat sekelompok Setan. Mereka berkerumun
mengelilingi orang yang tengah tidur itu, sementara orang yang tengah melakukan
ibadah shalat mereka biarkan begitu saja. Sungguh suatu pemandangan yang cukup
mencengangkan, karena biasanya Setan
selalu hadir di tengah-tengah orang-orang yang tengah melakukan ibadah, terlebih-lebih
bagi orang yang ibadahnya sendirian supaya ibadah mereka tidak diterima oleh
Allah SWT.
Rasulullah
SAW menghampiri Setan-Setan itu. Seraya Beliau bertanya : “ Wahai Setan
laknatullah … ! Apa yang kalian lakukan terhadap orang yang tengah tertidur ini
? Tidakah kalian lihat, bahwa di depan sana ada orang yang tengah beribadah
kepada Allah, kenapa tidak kalian goda ? “
“
Wahai Muhammad…” Ujar salah satu diantara Setan-Setan itu. “ Orang itu
melakukan shalat tanpa disertai
dengan ilmu. Sekalipun tidak kami goda, shalat orang itu tetap tidak akan di
terima oleh Allah. Sedangkan orang ini …” lanjut Setan itu sambil menunjuk
orang yang tengah tidur. “ Dia memiliki ilmu yang cukup tentang tata cara
shalat yang baik. Kalau dia bangun, dan dia melihat saudaranya salah dalam
melakukan shalat, dia pasti akan menegur, dan pasti pula
akan mengarahkannya sehingga shalatnya benar. Oleh karena itu kami berusaha
agar dia terus tidur, selama orang itu
shalat.”
Kisah
singkat di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa ilmu merupakan kunci
diterimanya amal seseorang. Banyaknya ibadah tidak akan memberikan manfaat
apa-apa, jika ibadah tersebut tidak diiringi dengan ilmu. Sebuah riwayat
menyatakan bahwa keutamaan ilmu itu lebih baik dari daripada keutamaan ibadah.
Sedikit ilmu itu, tidak lebih baik
daripada banyaknya ibadah.
Imam
Bukhari berkomentar tentang firman Allah yang berbunyi Ketahuilah, bahwa
tiada Tuhan selain Allah … (Muhammad : 19) : “Allah SWT memulai dengan
ilmu, dan sesungguhnya ulama itu merupakan pewaris para nabi. Mereka adalah
pewaris ilmu. Barang siapa yang mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian
yang sempurna. Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka
Allah akan memudahkan baginya jalan ke Surga. Allah Yang Maha Agung
berfirman Sesungguhnya yang takut kepada Allah
diantara hamba-hambaNya hanyalah orang-orang yang berilmu ( Faathir : 28 ),
dan Allah berfirman …dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang
berilmu ( Al-Ankabut : 34). Dalam ayat yang lain Allah berfirman …dan
mereka berkata mereka berkata : “sekiranya kami mendengarkan dan
memahami (peringatan itu) niscaya tidaklah kami bersama-sama dengan penghuni
neraka yang menyala-nyala.” (Al-Mulk : 10) dan Allah berfirman pula Katakanlah,
apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui.” ( Az-Zumar : 9). Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ يُرِدِ الله ُبِهِ خَيْراً يُفَقِّهُ وَ إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ (روه البخاري)
Artinya :
“Barangsiapa yang dikehendaki oleh allah dalam kebaikan, maka
Allah memandaikannya, dan bahwasanya
ilmu itu (di dapat) dengan belajar.” (H.R Bukhari)
Berdasarkan kisah singkat, ayat-ayat, dan
hadits Rasulullah SAW di atas, jelaslah bahwa manusia selaku makhluk Allah yang
di tuntuk untuk melakukan ibadah diwajibkan atas mereka untuk menuntut ilmu,
melalui tahapan belajar. Tanpa
belajar manusia tidak akan mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana
yang benar dan mana yang salah, dan lebih jauh dari itu manusia tidak mungkin bisa beribadah dengan benar kepada Allah SWT, tanpa melalui
proses pembelajaran.
bagi yang berminat mendownload, KLIK DISINI
0 komentar:
Posting Komentar